Pengalaman Kecelakaan Lalu Lintas - Exp

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh

Aloha teman semua yang dirahmati Allah -insyaallah, aamiin-
Maaf saya sempat vacum beberapa waktu lalu. Ada beberapa udzur yang membuat saya tidak bisa 'menyentuh' laman ini.



Alhamdulillah bi ni'matihi tatimus shalihat

Untuk saat ini, saya mau share sedikit pada teman-teman tentang apa yang menimpa saya beberapa waktu lalu. Tepatnya pada tanggal 29 Desember 2019.

Innalillahi wa innailaihi roji'un.
Qadarullah wa maa syaa a fa'ala.

Pada 29/12/19 kurang lebih pukul 06.30 WIB saya mengalami laka lantas tunggal di daerah dekat tempat saya bekerja. Waktu itu saya hendak pergi ke Jogja guna menunaikan suatu keperluan.

Menurut kabar burung, saya jatuh karena tertampar terpal milik truk muatan semen yang hendak menurunkan semen lalu motor saya oleng dan saya jatuh. Alhamdulillah saya tidak mengalami luka berat. Tapi dari saksi bisu (motor, pakaian, helm) tubuh saya yang menghantam jalan adalah bagian kanan.

Waktu itu saya masih sadar, tapi kesadaran saya rasanya hanya sekian persen. Saya ada bukti bahwa saya sendiri yang mengabari keluarga bahwa saya kecelakaan, dan saya sempat membuat status di sosmed. Tapi, setelah saya sadar bakdo Dzuhur (sekitar pukul 12.30 an) saya tidak ingat bagaimana saya bisa sampai rumah sakit.

Yang saya ingat, saya terbaring di ranjang IGD ditemani budhe dengan kondisi sudah dipasang selang oksigen dan infus dan kaki diselimuti jaket yang koyak (karena laka lantas).

Padahal dari cerita keluarga saya yang lain, sebelum itu saya masih sadar. Bahkan saya berbincang dengan sanak saudara, juga rekan kerja yang datang menjenguk. Tapi, mau sampai saya mukul kepala, sampai sekarang saya tidak ingat. Kronologi kecelakaan pun saya juga tidak bisa mengingat.

Hampir seharian saya terbaring di IGD dengan ingatan timbul tenggelam. Beberapa kejadian bagi saya masih terasa seperti mimpi. Karena saya tidak bisa membedakan nyata dan fana.

Sekitar pukul 16.00 WIB, saya masuk ke bangsal didampingi budhe. Lalu saya dipindah ke ranjang pasien yang datar. Saya tidak boleh bangun, dinaikkan sandarannya, duduk, atau jalan ke kamar kecil. Mau tidak mau, tayamum dan sholat sambil berbaring miring ke kiri (karena saya tidur dg arah utara selatan).

Betapa sulitnya saya saat itu. Saya terakhir ke kamar kecil saat di IGD. Waktu itu pun jalan, karena belum ada larangan bangun. Saya tidak terbiasa dengan alat bantu. Jadilah hampir 24jam saya tidak memenuhi hajat. Alhamdulillah setelah 24 jam, saya boleh ke kamar kecil dengan dipapah.

Malam harinya saya benar-benar merasakan nikmat sehat memang harus disyukuri sekecil apapun. Malam itu saya merasa badan saya seperti remuk redam. Tengkuk saya sakit, kepala saya pusing, bawah rusuk sakit, kaki kanan sakit. Hampir tidak bisa gerak. Ke kamar kecil pun harus dibangunkan karena saya sendiri tidak kuat mengangkat tubuh saya.

Ahad malam, setelah makan malam, saya diminta puasa hingga Senin sekitar pukul 8 karena akan diambil darahnya. Dan saat diambil darahnya, saya hanya bisa meringis sedih. Tangan kiri diinfus, tangan kanan diambil darah. Lengkap sudah dicoblos kanan kiri.

Selama opname saya mendapatkan perawatan medis berupa::
-Infus NaCl
-Injeksi Ceftriaxone (saat skin test lumayan sakit)
-Injeksi Piracetam
-Injeksi Ketorolac
-Infus Manitol
-Tablet Flunarizin 10mg
-dan salep luka

Meski diberi obat dengan dosis sedang menuju tinggi, saya tidak langsung merasakan efeknya secepat kereta lewat. Semua perlahan, step by step. Hingga akhirnya Senin sore saya sudah bisa sedikit berjuang bangun dari ranjang tanpa bantuan. Meski tidak terlalu lama duduk juga, karena keseimbangan saya masih bermasalah waktu itu. Alhamdulillah saya juga sudah bisa jalan.

Alhamdulillah karena saya juga tidak kehilangan nafsu makan, jadi semua terasa sedikit lebih mudah. Dan badan saya terasa lebih cepat pulih dari yang saya pikir awalnya akan lama menginap di rumah sakit.

Alhamdulillah, akhirnya Selasa pagi saat visit dokter, saya diizinkan pulang. Saya sangat excited! Sudah tidak sabar ingin tiduran di rumah dan beraktivitas seperti biasa lagi.

Saya juga diberi obat rawat jalan
-Cefixime 100mg
-Flunarizine 10mg
-dan satu obat analgetik-psikotropik yang tidak bisa diperoleh tanpa resep dokter (saya hanya minum jika perlu)

HIKMAH

Alhamdulillah!!
Saya benar-benar bersyukur atas segala nikmat dan kemurahan dari Allah sehingga saya masih bisa bangun dan melihat dunia. Entah apa jadinya jika saya membuka mata, kemudian yang tampak hanyalah tanah persis di depan mata.

Alhamdulillah saya masih bisa melihat keluarga saya dari dekat. Dan sadar bahwa bakti saya pada mereka masih nol besar.

Saya sangat berterimakasih kepada Allah karena telah memberikan sosok orang tua terbaik, terlebih umi saya. Tidak ada satu detik pun umi meninggalkan saya saat saya di rumah sakit. Umi tidak memikirkan penampilan atau hal lain, yang jadi mau beliau hanyalah saya sembuh dan segera pulang. Umi juga tidak mengeluh, dan saya merasa bersalah karena belum bisa menjadi anak yang baik.

Dan yang paling penting, saya tahu pentingnya sebuah nyawa dan waktu!
Nyawa hanya ada satu
Dan waktu yang berlalu tidak akan kembali
Betapa maut sangat dekat, dan kita tak tahu apakah waktu kita telah dihabiskan di jalan yang benar atau tidak.

Alhamdulillah sekian panjang saya bercerita semoga bisa diambil ibrohnya. Pesan saya untuk diri saya dan teman-teman:

Cintai Allah dan bertakwa padaNya. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Sayangi keluarga. Dan slalu berdoa agar wafat husnul khotimah.

Jazakillahu khoyron wa barakallahu fiikum
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokaatuh

LAMPIRAN

Suasana di IGD


Tangan saya diinfus di IGD
Suasana di bangsal

Infus NaCl




Jumadal al Ula, 1441H
Indonesia

Comments

Popular posts from this blog