Review - Biografi 60 Sahabat Nabi




Judul : Biografi 60 Sahabat Nabi/Rijalun Haular Rasul
Penulis : Khalid Muhammad Khalid
Penerbit/cetakan : Ummul Qura/IV
Tahun terbit : 2015/1436H
Tebal buku : 607hlm
Harga buku : +100ribu
Note: buku yang ana baca rata-rata pinjam di Perpusda


Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh

Alhamdulillah bi ni'matihi tatimus shalihat.
Akhirnya ana bisa kembali menulis di sini dengan mengisi sesi [Not] A Book Review kembali. Kali ini ana dengan buku terbitan Ummul Qura lagi dan masih dengan rumpun yang sama -kisah salaf-

Langsung saja ya~

Cover
Seperti biasa, setiap penerbit memiliki editor dan desainer khusus dengan format yang khusus pula. Itu yang ana rasakan dari buku Ummul Qura ini. Desainnya selalu minimalis tapi elegan dan sangat 'khas' Ummul Qura. Misal kita sedang di toko buku, lalu melihat buku ini sekilas.

Bagi yang biasa membaca buku terbitan Ummul Qura, sekejap pasti langsung 'ngeh' kalau buku ini pun tercetak stample Ummul Qura.

Jadi, secara sampul tidak ada masalah. Selalu lugas dan membuat penasaran seperti biasa. Yang sedikit ana bingungkan itu sampul depan dan belakang sedikit berbeda. Yang depan semacam ada bling-blingnya, sedangkan yang belakang tidak.

Ah ya, buku terbitan Ummul Qura ini sudah versi tahqiq. Jadi, in syaa Allah aman bagi para penuntut ilmu.

Memangnya kenapa kalau belum tahqiq? In syaa Allah nanti di bahas di bawah.

Isi
Adakah pembaca belum tahu siapa itu Sahabat Nabi صلى الله عليه وسلم? Kalau begitu ana kutipkan dari wikipedia.

Sahabat Nabi (Arab: أصحاب النبي, translit. aṣḥāb al-nabī‎) adalah orang-orang yang mengenal dan melihat langsung Nabi Muhammad, membantu perjuangannya dan meninggal dalam keadaan Muslim. Para Sahabat yang utama mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi Muhammad, sebab mereka merupakan penolongnya dan juga merupakan murid dan penerusnya.

Bagi dunia Islam saat ini, sahabat Nabi berperan amat penting, yaitu sebagai jembatan penyampaian hadis dan sunnah Nabi Muhammad yang mereka riwayatkan.

Sebagaimana hadits yang tersohor dan shahih, telah gamblang dijelaskan bahwa manusia generasi terbaik adalah generasi sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in. Maka, sekarang kita sedang menuju kisah manusia generasi terbaik umat ini.

“Sebaik-baik umat manusia adalah generasiku (sahabat), kemudian orang-orang yang mengikuti mereka (tabi’in) dan kemudian orang-orang yang mengikuti mereka lagi (tabi’ut tabi’in).”
Muttafaq ‘alaih

Buku ini dibuka dengan format pada umumnya, kemudian dilanjut dengan Catatan Kritis. Di catatan ini, pentahqiq seolah memberikan gambaran positif negatif buku ini terutama berkaitan dengan yang dipaparkan penulis رحمه الله tentang Muawiyah رضي الله عنه.

Dan ana sarankan, jangan lewatkan bab ini. Antum akan tahu setelah membaca hampir keseluruhan buku ini.

Kemudian dijabarkan satu per satu sirah sahabat yang memiliki keutamaan sendiri-sendiri. Ana bingung haruskah menuliskan semua nama sahabat di sini atau tidak, maka ana putuskan menulis beberapa nama secara acak beserta hikmah yang dipaparkan oleh penulis رحمه الله

1. Mush'ab bin Umair - Duta Pertama Islam
2. Bilal bin Rabah - Penakluk Ketakutan
3.Hamzah bin Abdul Muthalib - Singa Allah dan Panglima Syuhada
4. Utsman bin Mazh'un - Mengabdikan Seluruh Hidup untuk Ibadah
5. Khalid bin Al-Walid - Tak Pernah Tidur dan Tak Membiarkan Seorang Pun untuk Tidur
6. A Darda' - Ahli Hikmah Luar Biasa
7. Zaid bin Tsabit - Pengumpul Al Qur'an
8. Abu Hurairah - Gudang Hafalan di Masa Wahyu
9. Tsabit bin Qais - Juru Bicara Rasulullah صلى الله عليه وسلم
10. Habib bin Zaid - Legenda Pembelaan dan Loyalitas
11. Abdurrahman bin Abu Bakar - Pahlawan Hingga Akhir
12. Abu Sufyan bin Al-Harits - Dari Kegelapan Menuju Cahaya
13. Abdullah bin Abbas - Ulama Saat Ini
14. Abu Musa Al-Asy'ari - Asalkan Ikhlas, Biarlah Terjadi Apa yang Akan Terjadi

Maa syaa Allah
Apakah antum familiar dengan nama yang ana tulis di atas? Mayoritas memang familiar dan ada yang belum. Tapi, bukankah mereka sudah dijamin surga? Iri? Tentu saja. Tapi lagi, apakah kita sudah berada minimal beberapa tingkat di bawah mereka sehingga merasa sangat merindu surga?

Duhai jiwa, para sahabat adalah orang yang benar-benar telah menjauhkan dunia dari benak mereka, setiap waktu mereka diisi oleh rentetan ibadah kalaupun bukan ibadah, lahir batin mereka sangat merindukan kesyahidan dengan berjihad secara syar'i di jalan-Nya. Maka, sudah sepatutnya mereka kita jadikan teladan selanjutnya setelah Nabi صلى الله عليه وسلم.

Di buku ini tidak menjabarkan sirah sahabat secara mendetail dari mereka lahir-wafat. Hanya beberapa point penting yang dituang. Tapi, jangan salah, meskipun hanya beberapa, hal itu masih -sangat- mampu membuat kita terbawa suasana (baca: baper, miris, menangis).

Overall, diksi yang dipilih penulis memang sangat kental sastranya. Kata demi kata yang dirangkai menjadi frasa sungguh menawan dada. Kadang, hanya dengan kalimat sederhana, sudah mampu mengaduk-aduk perasaan. Terlebih perjuangan para sahabat رضي الله عنهم sangat terasa beratnya. Betapapun kita berusaha menyamai, tak akan bisa. Tak akan bisa.

Na'am, kita lanjut saja ya~

Kelebihan dan Kekurangan
Tiada gading yang tak retak dan tiada buku manapun yang tanpa cela kecuali Kalamullah -Al Qur'anul Karim-.

Ada beberapa miss di buku ini yang menurut ana cukup fatal jika kita tidak memahaminya betul-betul.

Yang pertama, typo. Typo sudah seperti garam dalam masakan. Tetapi, kalau kebanyakan garam, masakan juga jadi tidak enak.

Typo yang ana sorot di buku ini terletak pada
✓Hlm 187, Maha Penyayang jadi Maya Penyayang
✓Hlm 188, Qur'an jadi entah huruf apa ini


Lalu yang kedua lebih pada sirah sahabat yang tidak begitu dijabarkan tentang nasab. Karena buku ini hanya menonjolkan point-point penting, jadi mungkin memang sengaja tidak dituliskan bab nasab. Hanya saja, sekilas pasti pembaca ingin tahu kan?

Na'am seperti yang sudah ana tuliskan di atas, overall buku ini bagus dan recommended. Perlu diingat satu hal, dalam membaca buku ulama, jangan pernah melupakan/mengabaikan footnote! No! Karena tanpa kita sadar, justru ilmunya ada di sana.

Seperti buku ini. Jujur, ana saat pertama membuka cukup bingung dengan Catatan Kritis yang dituliskan pentahqiq. Lalu semakin ke belakang, semakin ana paham, bahwa buku ini terlalu banyak menyorot Muawiyah رضي الله عنه dengan beberapa penjabaran tidak pantas dan kisah dusta.

Jika footnote (catatan pentahqiq) tidak tertera, ana rasa buku ini terlalu provokatif dalam hal menjelaskan beliau رضي الله عنه (provokatif di sini bermakna negatif).

Ana sudah tanya ahli ilmu terkait penjabaran Muawiyah di sini. Lalu beliau حفظه الله menyarankan dua buku sebagai 'penetral' sudut pandang (baca: hujjah)

✓Perjalanan Hidup Empat Khalifah Rasul yang Agung - Darul Haq
✓Meluruskan Sejarah Menguak Tabir Fitnah - Darul Haq

Tapi, jika belum memiliki uang untuk membeli, membaca buku ini sementara cukup dengan syarat memahami betul-betul footnote-nya.

Na'am, itu dulu yang bisa ana tuliskan dalam sesi [Not] A Book Review kali ini. Afwan atas segala kesalahan, silakan tulis kritik dan saran di kolom komentar jika menemukan tulisan ana yang kurang pantas, semoga yang sedikit ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.

Tetaplah semangat menuntut ilmu syar'i, ikhwah fillah^^

Barakallahu fiikum
Jazakumullah khayr

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barokaatuh



YK, 26 Syawal 1440H

Comments

Popular posts from this blog