Review - Kisah Para Tabi'in





Bismillah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh



Maa syaa Allah, seperti ada yang meletup-letup saat ana post ini. Setelah sekian lama hiatus dan merenung, akhirnya ana memutuskan untuk mulai aktif main web lagi. Alhamdulillah

Na'am, mungkin intro dulu ya sedikit.
Ana Ummu Ali, owner akun instagram @fahmisalaf_

Blog ini ana buat untuk sharing dengan antum. Tidak banyak yang bisa ana share, kemungkinan besar condong pada buku-buku Islami yang masih sangat-sangat-sangat langka dibaca. Sekaligus ana berharap dengan adanya blog ini, antum bisa tahu penerbit mana saja yang berjalan di atas pemahaman sahabat radiyallahu anhum ajma'in.

Na'am, untuk postingan pertama ini, ana baca buku terbitan Ummul Qura. Deskripsi ada di bawah:

Judul : Kisah Para Tabi'in/Ashrut Tabi'in
Penulis : Syaikh Abdul Mun'im al Hasyimi
Penerbit/cetakan : Ummul Qura/1
Tahun terbit : 2015 M/1436 H
Tebal buku : 910 halaman
Harga buku : kisaran 170k ke atas
Note: buku yang ana baca rata-rata pinjam di Perpusda

Na'am.

Kesan pertama lihat penampakan nya, pasti semacam...

'Tebel banget ya...'
'Itu buku atau bantal?'
'Kapan selesainya kalau segitu tebel?'

Ana paham, karena ana juga berpikir seperti itu waktu pertama kali lihat buku ini dan memutuskan untuk meminjam. Tapi, ini terasa B aja bagi mereka yang makanan sehari-hari nya adalah kitab ulama.

Kita mulai dari covernya.

Ana suka dengan covernya. Warna merah maroon dengan desain minimalis dan lugas dalam menyampaikan isinya. Seolah, kalau beli dengan kondisi segel, kita tidak akan ragu karena sudah dapat gambaran akan isinya. Bukan seperti kucing dalam karung, tapi semacam beli cake yang dipacking pakai plastik terus kita penasaran pengin cepat-cepat makan biar tahu rasanya.

Ada 8 bab di buku ini yang masing-masing berisi beberapa nama tabi'in yang sudah dikategorikan.

Sebelum ke sana, ada baiknya diulas sedikit dulu tentang siapa itu tabi'in.

Menurut Wikipedia, Tabi'in (Arab: التابعون‎, pengikut), adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi, bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in merupakan murid Sahabat Nabi.

Jadi, tabi'in adalah generasi terbaik umat ini setelah para sahabat yang beberapa di antara mereka ada yang lahir saat Rasûlullâh masih hidup namun tidak bertemu beliau shallallahu alaihi wa sallam. Dan hal ini cukup penting untuk dipahami terkait doa yang akan kita panjatkan setiap nama mereka terucap di lisan maupun batin.

Na'am, selanjutnya..

Sejauh ini, hati dan pikiran ana sudah jumpalitan (baca: baper) membaca sirah tabi'in rahimakumullah. Maa syaa Allah, benarlah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jika generasi terbaik memanglah generasi salaf. Ketika baca buku ini, benar-benar ana sering sekali tertampar karena tercengang dengan akhlak para tabi'in

1x24 jam nya milik mereka JAUH berbeda dengan 1x24 milik kita.

Mereka rahimakumullah isinya cuma ibadah-isi majlis-ibadah. Sedikitpun duniawi mereka ga memikirkan. 

Sedangkan kita...?

Antum bisa jawab sendiri.

Maa syaa Allah, ada ya orang yang begitu? Ada. Dan di buku ini dijelaskan secara detail.

Ana jabarkan 8 kategori/bab buku ini
1. Tujuh ahli fikih Madinah
2. Hakim-hakim terkenal
3. Delapan tokoh zuhud
4. Ahli pedang dan pena
5. Ahli fikih Mekah
6. Ahli fikih Kufah
7. Ahli qira'at Al Qur'an
8. Raja Najasyi

Untuk antum yang punya banyak waktu senggang tapi waktunya dibuang sia-sia, bisa menggantinya dengan membaca buku ini. Tidak akan menyesal, in syaa Allah.
Overall, buku ini bagus sekali. Namun, manusia tidaklah sempurna, sudah suratannya begitu.

Yang ana kurang suka di sini lebih pada doa yang diberikan pada Para Tabi'in.
Ana sudah tanya ahli ilmu, guna memastikan, dan memang beberapa kesalahan doa terdapat di sini.

Para Tabi'in bukanlah Sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Meski lahir saat Nabi masih hidup, tapi mereka bukanlah murid beliau shallallahu alaihi wa sallam secara langsung (ana sudah singgung di atas, afwan ana singgung kembali).

Maka, doa yang diberikan bukanlah radiyallahu anhu, melainkan rahimahullah.
Beberapa kali ana baca di satu sirah tabi'in, di atas pakai radiyallahu anhu, di bawah pakai rahimahullah. Untuk fakir ilmu seperti ana, tentu saja hal seperti ini membingungkan, maka bertanya pada ahli ilmu adalah obatnya.

Untuk kertasnya, ya memang standar kertas penerbit itu yang agak kuning seperti ini. Kertas buku ini cukup tebal, hanya saja ana tidak recommended membaca di tempat minim cahaya. Selain membuat mata sakit, juga akan membuat cepat ngantuk. Seriously, jangan coba-coba ya, bukannya nambah ilmu, malah tambah jam tidur nanti.

Na'am, seperti yang sudah aja jelaskan di atas secara ngalor-ngidul, buku ini sangat recommended bagi antum yang baru hijrah dan belum mendapatkan figur teladan. Kita semua tahu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah sebaik-baik teladan, tapi tidak ada salahnya kita juga meneladani 3 generasi terbaik umat Islam ini.

Karena dengan membaca sirah mereka, kita akan tahu, sejauh mana para salaf mengamalkan sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Harapannya tentu saja agar kita juga bisa meneladani mereka meski hanya seujung kuku.

Ana belum pernah jumpa sirah tabi'in yang sudah dijabarkan lengkap seperti ini, maka, yeah, kalau mau praktis, tidak ada salahnya sirah ini kalian miliki.

Na'am, mungkin segitu dulu. Mohon maaf atas salah kata dan [bukan] review yang kurang pantas, bagus, atau detail (ana hanya menjabarkan sesuai kemampuan ana).

In syaa Allah, next ada [bukan] review lagi, tapi jangan ditunggu karena ana cukup moody dan masih disibukkan duniawi.

Barakallah fiikum.
Wallahu walliyut taufik
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Comments

Popular posts from this blog